Hal diatas, merupakan salah satu alasan gue ingin mengunjungi Melaka. Gue ingin merasakan hidup di lingkungan multi budaya dan multi-religion, dan bagaimana mereka toleran dan menghargai terhadap satu sama lain. Sayangnya pada waktu itu, tidak ada satu pun temen gue yang mau ikut. So, gue pun memberanikan diri untuk backpacker ke Melaka dan solo traveling untuk pertama kalinya.
Salah satu challenge dari solo traveling yaitu kita sebisa mungkin menekan biaya traveling, karena tidak partner untuk share cost. Oleh karena itu, gue mempersiapkan mateng-mateng traveling kali ini. Gue list tempat wisata menarik di Melaka dan estimasi pengeluaran tiap mengunjungi tempat tersebut. Bisa dibilang itinerary yang gue bikin ini terlalu detail, ada temen gue ngatain bahwa itinerary yang gue bikin gila abis. Total biaya yang gue keluarkan untuk travel ke Melaka sekitar 2,400k IDR, itu sudah termasuk oleh-oleh, akomodasi, dan transportasi.
![]() |
Sneakpeak itinerary Melaka |
Hari Pertama
Gue sengaja memilih penerbangan malam dari Jakarta karena harga tiketnya lebih murah. Selain itu, untuk menekan biaya akomodasi, gue sengaja numpang istirahat di KLIA2. Waktu itu gue beristirahat di mushola KLIA2, sambil menunggu waktu solat subuh dan jadwal keberangkatan bus paling pagi ke Melaka.
Hari Kedua
Setelah solat dan beristirahat cukup, gue pun langsung pergi menuju terminal bus KLIA2, agar mendapatkan bus pagi dengan rute perjalanan langsung ke Melaka dari bandara KLIA. Harga tiket bus menuju Melaka sekitar 24 MYR, dan itu menggunakan kelas eksekutif yang dimana tempat duduknya tergolong nyaman. Perjalanan menuju ke Terminal Bus Melaka Sentral menempuh waktu sekitar 2,5 jam, so gue manfaatin untuk beristirahat lagi.
![]() |
bus eksekutif menuju Melaka |
Sesampai di Melaka Sentral, gue langsung menuju section bus domestik untuk melanjutkan perjalanan ke Jonker Walk, salah satu pusat wisata Melaka. Gue langsung menuju ke Gate 17 dan menunggu bus tujuan Jonker Walk beroperasi. Disini tidak disediakan loket tiket, so kalian harus antri di depan bus nya dan bayar langsung ke supirnya. Biasanya kalo lagi musim liburan, antrian bus menuju Jonker Walk cukup banyak. Untungnya gue berangkat ke Melaka saat hari kerja. Busnya sangat nyaman, seperti layaknya bus yang ada di TransJakarta.
Baca Juga : Panduan Lengkap Wisata ke Melaka
![]() |
Pak Cik dan Myanmar friend’s |
![]() |
Kedai Kopi Chung Wah |
![]() |
Area Bangunan Merah |
Sebenarnya, lokasi tempat-tempat wisata menarik di Melaka sangat berdekatan satu sama lain. Bangunan Merah ini menjadi pusat tempat wisata sejarah dan budaya Melaka. Kalian hanya tinggal berjalan kaki mengitari Bangunan Merah ini untuk mengunjungi tempat wisata yang lain, seperti A’Famosa, Bukit St. Paul, ataupun berbagai museum yang berada disini.
![]() |
Lokasi Bangunan Merah |
Setelah itu, gue lanjut ke benteng A’Famosa. Dulunya benteng A’Famosa ini berdiri gagah mengelilingi bukit St. Paul, yang merupakan pusat pemerintahan penjajahan Portugis dan Belanda. Namun sayang, sekarang benteng A’Famosa tinggal sisa reruntuhannya saja, akibat serangan dari Inggris. Biasanya sewaktu weekend, ada musisi jalanan yang bernyanyi di dalam benteng A’Famosa.
Selanjutnya, gue coba mengitari jalanan kota Melaka dan menikmati suasana kota Melaka dalam hari biasa. Yang gue salut dari penduduk Melaka, walaupun mereka berbeda ras, budaya, dan agama, dalam keseharian mereka saling menghormati dan toleransi. Alangkah indahnya kalau sikap toleransi ini membudaya di negeri sendiri hehehe. Gue melihat banyak anak sekolahan yang baru selesai sekolah, mereka saling bercanda ke sesama rekannya sambil menunggu jemputan orang tua.
![]() |
Old chinese man sell snacks to the elementary schooler |
Setelah asik berjalan mengelilingi jalanan kota Melaka, gue balik lagi ke hostel untuk check-in. Hostel yang gue tempati, yaitu Ola Lavanderia Cafe, yang aslinya merupakan sebuah cafe yang menyediakan makanan light meal, tetapi terdapat dormitory dibelakang yang berisikan 5 bunk beds. Harga sewanya pun sangat terjangkau, sekitar 36 MYR atau 120,000 IDR. Hostelnya memiliki konsep industrial, sangat instagramable sekali untuk diphoto.
Setelah selesai sholat Jumat, gue coba beristirahat dulu sebentar di hostel, menyiapkan energi dulu sebelum mengitari Melaka yang panas. Setelah itu gue pergi lagi menuju Bangunan Merah (Dutch Square), soalnya tadi cuma lewat doang tanpa photo-photo dan melihat museumnya satu-satu. Bangunan Merah ini cukup rame dikunjungi turis asing maupun lokal, apalagi waktu weekend. Salah satu trademark di area ini yaitu bangunan Christ Church Melaka, yang merupakan gereja yang dibangun oleh pemerintah Belanda waktu dulu #cmiiw. Gereja ini sudah lama tidak aktif dan sekarang digunakan oleh pemerintahan lokal sebagai museum. Jika kalian menyewa guide tour, kalian akan dijelaskan mengenai sejarah pendirian Christ Church ini.
Selanjutnya gue pergi ke St. Paul Hill, konon katanya disini salah satu best view untuk melihat langit sore Melaka. St. Paul Hill ini dulu dijadikan pusat kota A’Famosa sewaktu penjajahan Portugis. Disini juga terdapat gereja St. Paul Church yang sekarang hanya tinggal reruntuhannya saja, karena dulu sempat terkena bom meriam dari Inggris. Gue diam disini cukup lama, karena memang sengaja menunggu sunset ala Melaka.
Sorenya Melaka yang masih terang |
Setelah berhasil mengcapture indahnya langit sore Melaka di St. Paul Hill, gue lanjut pergi ke Jonker Street. Biasanya pada malam hari di hari Jumat sampai Minggu, terdapat night market di jalanan Jonker. Jonker Street night market ini merupakan salah satu main attraction wisata kota Melaka, banyak para turis sengaja mengunjungi salah satu pasar malam menarik di Melaka. Disini para pedagang banyak menjajakan jajanan dan makanan ringan khas Melaka. Disini gue banyak sekali mencoba jajanan Melaka, maklum setelah cape berkeliling Melaka. Gue merekomendasikan untuk mencoba coconut shake nya, sangat cocok untuk melepas dahaga dan mencairkan udara panas Melaka.
Setelah puas jajan dan bikin perut kenyang, gue balik lagi ke hostel. Gue pun langsung mandi, karena badan udah ga enak, kucel dan penuh keringat. Di dormitory, gue bertemu rekan sharing room. Disini gue mencoba berkenalan dengan teman backpacker lainnya dari negara lain, ada Kengo dari Jepang, Gie dari Singapura, dan Aizrak dari Kuala Lumpur. Disini kita saling sharing pengalaman mengenai traveling ke berbagai negara.
Kengo ini bisa cukup mengerti bahasa Indonesia, karena dulu dia sempat menetap sekitar 1 bulan di Indonesia dan mempunyai teman juga dari Indonesia. Dulu dia pernah tinggal di Bandung dan Yogyakarta, dia memang traveler sejati. Dia nomaden, selalu berpindah-pindah dari satu negara ke negara lain. Ceritanya Kengo pernah hidup di Indonesia, dan sangat terkagum pada orang Indonesia, karena bisa bangun pagi (untuk solat subuh). Dia berencana akan lanjut travel ke India pada keesokan harinya.
Aizrak merupakan seorang mahasiswa, dia sengaja menghabiskan liburannya ke Melaka, sekedar untuk refreshing. Dia kesini bareng temannya, namun mereka berbeda tempat penginapan. Lalu ada Gie, seorang pekerja di perusahaan Singapura. Dia bercerita bahwa tiap tahun dia suka meluangkan untuk berlibur ala backpacker, tujuan sama seperti gue, yaitu menghilangkan kejenuhan akan kerja dan juga ingin melihat lebih luas mengenai kehidupan dan budaya di negara lain.
Gue cukup puas dengan pengalaman pertama gue dalam bersolo travel, karena sangat membukakan pikiran gue untuk bisa survive, adaptasi dan belajar untuk ramah dan bertanya kepada orang yang tidak dikenal. Yes, to travel is to open your mind!. Selain itu, gue pun disini belajar untuk coba berkenalan dan mengobrol dengan orang asing walaupun gue sendiri orangnya lumayan introvert dan tidak terlalu fasih dalam menggunakan bahasa Inggris.
Begitulah hari pertama gue di Melaka, selain menikmati tenangnya suasana kota Melaka dan keindahan arsitektur bangunannya, gue pun bisa mempunyai teman baru yang berbeda negara asal.
10 Komentar
Halo..kebetulan saya mau ke Malacca bulan Nov ini. Dr KLIA2 bus paling pagi ke Malacca jam berapa ya? Makasih.
Hi Mas Nidi,
Di KLIA2 ada 2 penyedia bus, jam 06:10 untuk Starmart Express dan jam 07:45 untuk Transnasional. Selengkapnya bisa baca artikel saya mengenai cara dan transportasi ke Melaka. Terima kasih.
Pengalaman yang keren! Salute. Melaka emang ngangenin 😅
Iyaaa betulll.
Kalau menurut aku, Melaka tuh suasananya hampir sama kaya Yogyakarta.
Suasananya tenang, slow life, dan orang-orangnya ramah.
Wah, pas banget baca ini.. Aku bulan depan mau solo traveling juga ke Melaka nginap dua malam.. TFS ya Kak..
wkwkwk pas banget berarti ya.
Selamat solo traveling pertama :p
2 malem cukup kok buat ngitarin Melaka sm jonker street!
1st time to malaka, smg dpt pengalaman menarik, untuk moda transportasi di malaka bagaimana?apakah cozy untuk berjalan kaki?dan jarak 1 temot ke tmpat lain apakah jauh?terima kasih
Halo mba suci,
Moga menyenangkan tripnya. Melaka emang enak buat nyantei mba, sama makan makan hehe.
Nyaman banget kok mba untuk jalan kaki, soalnya attractionnya tidak jauh dr jonker street.
Masih bisa di akses lewat jalan kaki.
Bisa dilihat di artikel ak untuk attraction yang dekat dgn jonker street disini: 13 Tempat Wisata di Melaka Malaysia
Kalo untuk biaya guide disana brapa kak?? Trus cari guidenya dimana?
kalau sampai di terminal melaka central sekitar jam 9 malam, ke bangunan merah nya masih ada bus kah?